Sungguh dunia memperlakukanmu dengan begitu anggun.
Setiap sudut mata yang memandangmu membuat para bidadari dunia merasa iri.
Cara pandangmu tentang hidup ini begitu sempurna buatku.
Benar... aku sangat merasa kagum terhadapmu.
Keterbatasan dikalahkan dengan cara pandangmu tentang arti hidup.
Masih teringat jelas dikepala ini.
Ketika amarah ini yang sangat besar dan kau redam hanya dengan satu kalimat.
Dan akhirnya kusadari batapa indahnya duniaku memilikimu.
Duhai engkau adikku,
Semoga kelak asa yang engkau impikan dapat menjadi nyata.
Asa yang begitu mulia sampai diri ini merasa gemetar membayangkan.
Duhai engkau adikku,
Kita mungkin telah melangkah di tapak yang berbeda.
Tapi satu pintaku, mari bersama-sama kita buat wanita kedua merasa bangga dengan kita.
Tersenyum dengan air mata bahagia melihat kita, dan berkata :
"Nak, sungguh ibu merasa bahagia membesarkan kalian dengan dunia yang kurang mendukung,
tapi satu yang perlu kalian yakini, Pemilik dunia ini bersama kita dan janganlah ragu untuk meminta kepada-Nya"
Senin, 23 Juni 2014
Teruntuk Engkau Dewiku
Kita memang tidak tidak pernah bertemu sebelumnya,
Tapi yakinlah engkau adalah tulang rusuk yang telah diberikan sang Maha Cinta,
Dia-lah yang membolak balikkan hati untuk setiap umat-Nya,
Hati yang dulu tak pernah bertemu menjadi hati yang saling berpeluk erat satu sama lain,
Hati yang kosong menjadi hati yang selalu terisi dengan siraman air surga olehmu.
Duhai engkau kekasih,
Biarkanlah raga ini selalu berada disampingmu sampai tiba waktunya nanti,
Biarkanlah rasa yang tercipta ini saling mengisi disetiap relung hati
Sungguh rasa ini terlalu dalam kepadamu
Sampai engkaupun tak dapat menyentuh dasar dari rasa ini
Duhai engkau yang kekasih,
Entah mengapa raga hati ini ingin mendekapmu dalam-dalam
Seakan tidak ingin hilang setiap momen yang tercipta
Dan tak ingin pudar dari setiap rona warna yang telah engkau pancarkan
Sungguh ku tak kan pernah lupa akan janjiku yang terucap sebelum aku mengenal dirimu,
Ku kan selalu disampingmu, menjagamu, menyayangimu dan mendukungmu... ;)
Tapi yakinlah engkau adalah tulang rusuk yang telah diberikan sang Maha Cinta,
Dia-lah yang membolak balikkan hati untuk setiap umat-Nya,
Hati yang dulu tak pernah bertemu menjadi hati yang saling berpeluk erat satu sama lain,
Hati yang kosong menjadi hati yang selalu terisi dengan siraman air surga olehmu.
Duhai engkau kekasih,
Biarkanlah raga ini selalu berada disampingmu sampai tiba waktunya nanti,
Biarkanlah rasa yang tercipta ini saling mengisi disetiap relung hati
Sungguh rasa ini terlalu dalam kepadamu
Sampai engkaupun tak dapat menyentuh dasar dari rasa ini
Duhai engkau yang kekasih,
Entah mengapa raga hati ini ingin mendekapmu dalam-dalam
Seakan tidak ingin hilang setiap momen yang tercipta
Dan tak ingin pudar dari setiap rona warna yang telah engkau pancarkan
Sungguh ku tak kan pernah lupa akan janjiku yang terucap sebelum aku mengenal dirimu,
Ku kan selalu disampingmu, menjagamu, menyayangimu dan mendukungmu... ;)
Bayang Sendu
Entah mengapa malam ini terasa panjang ketika merindukan sosokmu.
Hati ini seakan beku ketika engkau tidak bersua.
Sosokmu yang periang hanya terlihat melalui bayang mengisyaratkan kekakuan ini.
Semua terasa hampa,
Ibarat kotak kosong dan kita berada disalah satu sudut yang saling membelakangi.
Semua terasa bimbang ketika terikan suara ini terbalas dengan gema suara diri.
Semua terasa hambar meski madu telah tersiram.
Semua terasa kering meski mata ini meneteskan butiran cinta.
Semua terasa buntu meski jalan ini tak berujung.
Sungguh rindu ini tak berpadu kekasih.
Kekasih.
Engkaulah cerminan jiwa ini.
Engkaulah oase dipadang nan tandus ini,
Engkaulah selaksa warna yang memberi corak hidup ini.
Tetaplah menjadi bidadari penyejuk meski kalbu terasa layu.
- Teruntuk engkau wanitaku yang ke empat -
Hati ini seakan beku ketika engkau tidak bersua.
Sosokmu yang periang hanya terlihat melalui bayang mengisyaratkan kekakuan ini.
Semua terasa hampa,
Ibarat kotak kosong dan kita berada disalah satu sudut yang saling membelakangi.
Semua terasa bimbang ketika terikan suara ini terbalas dengan gema suara diri.
Semua terasa hambar meski madu telah tersiram.
Semua terasa kering meski mata ini meneteskan butiran cinta.
Semua terasa buntu meski jalan ini tak berujung.
Sungguh rindu ini tak berpadu kekasih.
Kekasih.
Engkaulah cerminan jiwa ini.
Engkaulah oase dipadang nan tandus ini,
Engkaulah selaksa warna yang memberi corak hidup ini.
Tetaplah menjadi bidadari penyejuk meski kalbu terasa layu.
- Teruntuk engkau wanitaku yang ke empat -
Sabtu, 05 April 2014
Suara Kalbu
Semu, itulah kata-kata yang terlintas di otak ini ketika aku membayangkan sosokmu,
Logika ini seakan beradu argumen dengan kalbu seperti kedua kubu ingin memenangkan pembenarannya,
Logika ini berkata "Heiii, betapa bodohnya kamu bisa terbuai dengan dengannya, padahal dia tidak melirikmu sama sekali"
Sedangkan, lain halnya dengan kalbu ini "Jangan pernah dengarkan logikamu jika berurusan dengan perasaan, logikamu hanyalah sekumpulan syaraf yang hanya mengerucut pada penalaran"
Akupun hanya bisa berdiri dengan lidah yang kaku tanpa ada kata yang terucap ketika aku melihatmu,
Kau adalah sosok yang begitu anggun dimataku, sampai mata inipun tak berani menghadap lurus diwajahmu,
Kau tidak cantik, tapi kau memancarkan pesona yang menawan dimata setiap lelaki,
Duhai kekasih, sungguh hati ini ibarat ladang tandus yang mengaharapkan siraman air surga darimu,
Sungguh tanaman cinta ini membutuhkan pupuk surga darimu agar menjadikannya pohon yang kuat akarnya dan rimbun daunnya sehingga cinta ini dapat menjadi peneduh untuk untuk hidupku"
-End
Logika ini seakan beradu argumen dengan kalbu seperti kedua kubu ingin memenangkan pembenarannya,
Logika ini berkata "Heiii, betapa bodohnya kamu bisa terbuai dengan dengannya, padahal dia tidak melirikmu sama sekali"
Sedangkan, lain halnya dengan kalbu ini "Jangan pernah dengarkan logikamu jika berurusan dengan perasaan, logikamu hanyalah sekumpulan syaraf yang hanya mengerucut pada penalaran"
Akupun hanya bisa berdiri dengan lidah yang kaku tanpa ada kata yang terucap ketika aku melihatmu,
Kau adalah sosok yang begitu anggun dimataku, sampai mata inipun tak berani menghadap lurus diwajahmu,
Kau tidak cantik, tapi kau memancarkan pesona yang menawan dimata setiap lelaki,
Duhai kekasih, sungguh hati ini ibarat ladang tandus yang mengaharapkan siraman air surga darimu,
Sungguh tanaman cinta ini membutuhkan pupuk surga darimu agar menjadikannya pohon yang kuat akarnya dan rimbun daunnya sehingga cinta ini dapat menjadi peneduh untuk untuk hidupku"
-End
Langganan:
Postingan (Atom)