Entah mengapa malam ini terasa panjang ketika merindukan sosokmu.
Hati ini seakan beku ketika engkau tidak bersua.
Sosokmu yang periang hanya terlihat melalui bayang mengisyaratkan kekakuan ini.
Semua terasa hampa,
Ibarat kotak kosong dan kita berada disalah satu sudut yang saling membelakangi.
Semua terasa bimbang ketika terikan suara ini terbalas dengan gema suara diri.
Semua terasa hambar meski madu telah tersiram.
Semua terasa kering meski mata ini meneteskan butiran cinta.
Semua terasa buntu meski jalan ini tak berujung.
Sungguh rindu ini tak berpadu kekasih.
Kekasih.
Engkaulah cerminan jiwa ini.
Engkaulah oase dipadang nan tandus ini,
Engkaulah selaksa warna yang memberi corak hidup ini.
Tetaplah menjadi bidadari penyejuk meski kalbu terasa layu.
- Teruntuk engkau wanitaku yang ke empat -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar